Kamis, 27 April 2017

Tidak Ada Kata “TIDAK” untuk Mendapatkan Pendidikan


https://sekolahmaster.wordpress.com/
Sejak lahir, manusia sudah memiliki hak yang melekat pada dirinya. Hak ini biasa disebut dengan HAM atau Hak Asasi Manusia. Hak asasi manusia diakui di setiap Negara termasuk di Indonesia. Hak Asasi Manusia adalah hak yang harus di junjung tinggi dan di perjuangkan, maka dari itu di Indonesia HAM diatur dalam Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia tahun 1945.

Salah satu HAM yang diperjuangkan di Indonesia adalah pendidikan, yang diatur dalam :
Pasal 28C
(1) Setiap orang berhak mengembangkan diri melalui pemenuhan kebutuhan dasarnya, berhak mendapat pendidikan dan memperoleh manfaat dari ilmu pengetahuan dan teknologi, seni dan budaya, demi meningkatkan kualitas hidupnya dan demi kesejahteraan umat manusia.** )
(2) Setiap orang berhak untuk memajukan dirinya dalam memperjuangkan haknya secara kolektif untuk membangun masyarakat, bangsa dan negaranya.**) 

Pasal 31
(1) Setiap warga negara berhak mendapat pendidikan****)
(2) Setiap warga negara wajib mengikuti pendidikan dasar dan pemerintah wajib membiayainya.****)
(3) Pemerintah mengusahakan dan menyelenggarakan satu sistem pendidikan nasional, yang meningkatkan keimanan dan ketakwaan serta ahlak mulia dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa, yang diatur dengan undang-undang.****)
(4) Negara memprioritaskan anggaran pendidikan sekurang-kurangnya dua puluh persen dari anggaran pendapatan dan belanja negara serta dari anggaran pendapatan dan belanja daerah untuk memenuhi kebutuhan penyelenggaraan pendidikan nasional.****) 
(5) Pemerintah memajukan ilmu pengetahuan dan teknologi dengan menunjang tinggi nilai-nilai agama dan persatuan bangsa untuk kemajuan peradaban serta kesejahteraan umat manusia.****) 

Selain pemerintah yang mengusahakan pemerataan pendidikan di Indonesia, banyak tokoh masyarahat yang tergerak hatinya untuk membantu rakyat kecil yang ingin belajar, namun tidak mampu dari segi ekonomi. Salah satu dari tokoh masyarakat ini adalah Bapak Nur Rohim, seorang pendiri dari sekolah anak jalanan yang sudah banyak dikenal oleh masyarakat yaitu Sekolah Master.

(Jalan masuk Sekolah Master)

Sekolah Master (Masjid Terminal) yang sudah lama berdiri ini dirintis dari nol oleh Bapak Nur Rohim sendiri. Lahir dari keluarga yang berkecukupan tidak membuat Bapak Nur Rohim melupakan sesama yang membutuhkan. Beliau bercerita bahwa dulu saat masih kecil, beliau sangat gemar pergi keluar rumah. Tumbuh besar di daerah Tanah Abang yang terkenal dengan “premannya”, membuat ia kenal dengan dunia anak jalanan yang keras, dunia yang menuntut kerja keras demi bertahan hidup.

Berawal dari membuka kios kecil di daerah Terminal Depok yang terdapat banyak anak jalanan, beliau tergerak hatinya untuk merangkul anak-anak itu. Awalnya beliau hanya sekedar memberikan kiosnya untuk tempat mereka beristirahat di malam hari. Pernah suatu ketika beliau berbicara kepada mereka mengenai pendidikan, dan beliau pun mengerti, bahwa anak-anak ini ingin merasakan bangku sekolah.

Pak Nur Rohim mengambil tindakan, beliau meminta ijin kepada pemilik masjid di terminal untuk meminjam teras masjid sebagai tempat mengajar anak-anak jalanan untuk sementara waktu. Awalnya terdapat penolakan dari beberapa orang, namun pengurus masjid mengijinkan, dan dari sini lah Bapak Nur Rohim mulai merintis mendirikan Sekolah Master.

Mengumpulkan anak-anak untuk belajar di sekolah ini tidaklah mudah. Bukan karena mereka tidak ingin bersekolah, bukan kerena mereka menganggap pendidikan tidak penting. Himpitan ekonomi menuntut mereka berkerja keras untuk bertahan hidup. Bagi mereka, uang lebih penting untuk mereka cari dibanding pendidikan. Mendapatkan sesuap nasi saja sulit, apa lagi meluangkan waktu untuk mengenyam pendidikan walaupun gratis sekalipun.

Lalu bagaimana caranya mendapatkan kepercayaan mereka?

Dikisahkan bahwa Bapak nur rohim memulai pendekatan dengan terjun ke lingkungan mereka. Beliau berbicara dengan orangtua dari anak-anak jalanan hingga menemui “abang” mereka. Beliau juga menyisihkan sedikit uangnya untuk mendapatkan kepercayaan mereka, seperti membawakan makanan atau beras. Namun untuk mendapatkan kepercayaan dari “abang” mereka tidaklah semudah itu. Tak jarang Beliau sampai harus datang ke kantor polisi. Beliau bercerita bahwa orang seperti mereka, bila sudah bersangkutan dengan polisi lebih memilih untuk mundur, di saat mereka tidak ada kawan seperti ini beliau justru maju dan menemani mereka, bukan untuk membela kesalahan namun untuk memberikan dukungan. Kegigihan dari Beliau pun akhirnya berbuah manis, beliau mendapatkan kepercayaan dan akhirnya dapat mendirikan sekolah ini yang terus berkembang hingga saat ini.

(suasana belajar mengajar di Sekolah Master)
Sekolah Master, adalah sekolah anak jalanan tanpa pungutan biaya sepeserpun. Jangankan meminta bayaran, siswa disini justru diberikan bekal untuk bertahan hidup di dunia mereka yang keras. Guru yang mengajar disekolah ini juga merupakan relawan yang dengan keinginannya sendiri meluangkan waktu tanpa mengharapkan imbalan apapun, hanya dengan harapan ilmu yang mereka berikan akan bermanfaat untuk anak-anak yang mereka ajari. Banyak pula murid lulusan sekolah master yang kemudian kembali mengabdi di sekolah ini untuk “balas budi”.

Sekolah Master bukanlah sekolah biasa. Sekolah ini menekankan ajaran agama untuk membentuk kepribadian yang baik bagi murid-muridnya. Di sekolah ini bukan hanya teori saja yang diajarkan, namun juga praktik dan mengasah kemampuan murid untuk bekal mereka mencari nafkah. Pada jenjang SMA sekolah master bukan hanya memisahkan muridnya dengan jurusan IPA dan IPS saja, namun lebih menjurus lagi, nantinya ingin kuliah di jurusan apa, itu yang akan diperdalam.

(saat menyanyikan lagu berbahasa Jepang)
Pada hari Kamis, 20 April 2017, kami mengunjungi langsung Sekolah Master dan memasuki salah satu kelas yang didalamnya berisi siswa siswi kelas 6 SD. Saat itu, siswa siswi sedang melakukan ujian harian. Mereka bersekolah sampai pukul 12 siang. Selain proses belajar-mengajar, mereka juga diajarkan berbicara bahasa Inggris dan bernyanyi bahasa asing. Mereka pun hafal lagu yang berbahasa Mandarin dan Jepang. Terkadang, disela waktu belajar, guru akan membagikan makanan kecil dan memakannya bersama-sama. Hari itu, setelah ujian harian selesai, kami mengadakan kuis kecil untuk mereka dan mereka sangat antusias dalam kuis itu.

Banyak sukarelawan yang mengirim atau datang langsung ke Sekolah Master untuk membagikan barang-barang atau makanan untuk murid-murid yang ada disana.



(halaman SD dan SMA di Sekolah Master)

(Bangunan SMP di Sekolah Master)

Saat ini Bapak Nur Rohim sedang mengembangkan lagi Sekolah Master, tidak hanya menyediakan tempat belajar, namun juga lapangan kerja. Beliau sedang merintis untuk membuka lapangan kerja dan mengarahkan serta mendidik murid-muridnya untuk dapat menjalankan usaha yang sedang beliau rencanakan ini.

Dengan landasan bahwa semua orang berhak mendapatkan pendidikan dan hidup yang layak, Bapak Nur Rohim mulai merintis sebuah sekolah untuk anak-anak jalanan. Beliau begitu peduli dengan mereka. Beliau percaya bahwa anak-anak ini bila di dukung dan diberi kesempatan serta fasilitas maka mereka dapat sangat berguna untuk bangsa ini dan orang-orang di sekitar mereka.

Janganlah memandang rendah orang lain karena ekonominya. Tundukkanlah kepala dan lihat dunia dari segi yang berbeda, maka ada banyak pelajaran penting yang bisa didapat dari sana.

(Foto Bersama Bapak Nur Rohim Usai Wawancara)


DAFTAR PUSTAKA:
Undang-undang Dasar Negrara Republik Indonesia tahun 1945
Wawancara dengan Bapak Nur Rohim selaku pendiri Sekolah Master

Tim Penyususn:
-          Adi Dahni
-          Ardin A Anugerah
-          Raihan Akmal
-          Safira Chairunnisa
-          Tatya Atyanti P

Tidak ada komentar:

Posting Komentar